Beranda | Artikel
Ilmu Merupakan Hakim Pemutus Bagi Yang Lainnya
Kamis, 3 September 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim

Ilmu Merupakan Hakim Pemutus Bagi Yang Lainnya adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Keutamaan dan Kemuliaan Ilmu. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. pada Kamis, 15 Al-Muharram 1442 H / 3 September 2020 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Ilmu Merupakan Hakim Pemutus Bagi Yang Lainnya

Saat ini kita ada di pembahasan segi ke-53 tentang keutamaan ilmu, yaitu العلمُ حاكمٌ على ما سواه (ilmu merupakan hakim pemutus bagi yang lainnya). Pembahasan halaman 86 pada kitab العلم : فضله وشرفه).

Jadi apa saja yang berhubungan dengan masalah -misalnya- keutamaan, atau boleh tidaknya sesuatu dilakukan, halal dan haram, pemutusnya adalah ilmu, dalil yang memutuskannya. Ini menunjukkan keutamaan dan kumuliaan ilmu karena dia menjadi pemutus hukum dari segala sesuatu.

Bahwa ilmu adalah pemutus hukum bagi yang lainnya, sedangkan sesuatu yang lainnya tidak bisa menghubungi ilmu. Maka segala sesuatu yang diperselisihkan tentang ada atau tidak adanya, benar atau salahnya, manfaat atau kerusakannya, kekuatan atau kelemahannya, sempurna atau kurangnya, pujian atau celaannya, kedudukannya dalam kebaikan, kualitasnya atau keburukannya, dekat atau jauhnya, apakah dia bisa membawa kepada tujuan tertentu atau tidak, semua hal-hal ini maka ilmu-lah yang akan menentukan dan memberikan pemutus hukum atas semua itu.

Jadi dalam urusan agama, dalam urusan jual beli, dalam urusan yang berhubungan dengan hukum, semua adalah ilmu yang menjadi pemutus. Jika ilmu telah menghukumi, selesailah semua perselisihan dan wajib untuk mengikuti keputusan ilmu.

Makanya orang yang berilmu itu ditaati oleh manusia lebih daripada ketaatan mereka terhadap orang yang mungkin punya kekuatan fisik atau kekuatan senjata. Bisa saja seseorang taat pada penguasa karena kekuatan atau senjata yang dimiliki. Tapi ketika di belakang apakah dia tetap taat? Bisa saja dia maki-maki dan dia akan mencelanya. Tapi kalau orang yang berilmu, ditaati di depannya dan di belakang didoakan. Inilah bedanya kekuatan ilmu dalam menundukkan hati dibandingkan dengan kekuatan harta.

Kata sebagian dari ulama Salaf ketika membandingkan hal ini, mereka mengatakan:

ماتَ خُزَّانُ الأمْوَالِ وهم أَحْيَاء والعلماءُ باقونَ ما بقي الدَهْرُ

Orang-orang yang hanya karena kekuasaannya dengan harta, mereka itu mati ketika mereka masih hidup. Hal ini karena manusia mencelanya. Di depannya dia pura-pura tunduk ketika ada kebutuhannya, namun ketika di belakang dimaki-maki. Tapi para ulama senantiasa hidup selama-lamanya sampai hari kiamat. Yakni mereka tetap dipuji, dikenang karena ilmu dan kebaikan yang mereka sebarkan.

Saat ini kalau kita menyebutkan ulama, kita selalu sebutkan doa “rahimahullah (semoga Allah merahmatinya), atau أسكنه الله فسيح جناته (Semoga Allah menempatkan dia di kelapangan surgaNya), doa-doa kebaikan yang kita sebutkan. Berbeda ketika kita sebutkan orang yang dikenal hanya karena harta, kedudukannya dan kekuasaan, jarang kita doakan, malah mungkin kita sebutkan keburukan-keburukannya, kedzaliman-kedzalimannya, pelanggaran-pelanggarannya, ini yang terjadi.

Jadi orang yang berilmu itu akan dimuliakan di hati dan ketika dia memutuskan sesuatu, maka ketundukan itu benar-benar berasal dari hati manusia.

Maka ilmu adalah pemutus terhadap kerajaan, kekuasaan, penyelenggaraan kekuasaan dalam satu negeri, harta, pena untuk menulis. Karena kekuasaan yang tidak didukung dengan ilmu tidak akan akan tegak.

Pedang tanpa senjata dia hanya sekedar perusak yang tidak tentu arahnya. Yakni orang yang punya pedang namun tidak punya ilmu, dia akan membunuh orang yang tidak berhak untuk dibunuh. Sama dengan orang yang semangat ingin berjihad tapi tidak punya ilmu, akhirnya kaum muslimin yang dibunuh ataupun orang kafir yang punya perjanjian damai dengan negeri kaum muslimin seperti yang kita pernah sebutkan dalam hadits-hadits yang shahih. Orang yang tidak punya ilmu, kerusakan yang ditimbulkan lebih besar daripada kebaikan yang diharapkan.

Sebagaimana pena yang menuliskan sesuatu tanpa ilmu, itu hanya gerakan yang sia-sia. Tulisan tanpa ilmu, ini hanya sekedar bacaan tapi tidak akan membekas di hati.

Maka ilmu, dialah yang menundukkan dan merupakan pemutus hukum atas semua itu.

Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..

Download MP3 Kajian

Download mp3 kajian yang lain di mp3.radiorodja.com


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48966-ilmu-merupakan-hakim-pemutus-bagi-yang-lainnya/